Monday, February 27, 2012

Pada bagian mana tempat kulit menjaga kelembabannya secara alami?

Pada bagian epidermis kulit, tepatnya pada lapisan stratum korneum.
Struktur stratum korneum biasanya digambarkan sebagai susunan batu bata dan semen pada sebuah dinding. Batu bata menggambarkan sel kulit yang telah mati dari stratum korneum (disebut korneosit), dan susunan ini dihubungkan dengan matriks berupa lapisan ganda lipid intraseluler (semen).

Korneosit merupakan suatu protein yang berbentuk batangan-batangan dengan ketebalan sekitar 1 mikrometer dan diamaeter antara 50-80 mikrometer. Matriks protein pada korneosit merupakan campuran senyawa-senyawa higroskopis dengan berat molekul rendah yang dapat mempertahankan korneosit tetap terhidrasi. Komponen utama campuran-campuran tersebut, yang disebut sebagai faktor pelembab alamiah (natural moisturizing factor (NMF)), adalah asam laktat, urea, beberapa garam, dan asam-asam lemak yang merupakan hasil degradasi protein fillagrin yang berada di bawah lapisan stratum korneum.


Matriks lipid interseluler merupakan kombinasi membentuk dari asam lemak, ceramide dan kolesterol. Setiap tipe lipid merupakan lipid bipolar dengan ujung kepala hidrofilik (penyuka air) dan rantai hidrofobik (pembenci air) (bayangkan bahwa jenis lipid ini bentuknya seperti batang korek api). Campuran ketiga lipid tersebut secara spontan akan membentuk lapisan yang mempunyai daerah hidrofilik dan hidrofobik yang merupakan lapisan lipid bilayer yang dapat menahan air agar tetap berada pada stratum korneum. Lapisan ini mengkontrol pergerakan air dalam stratum korneum dan menjembatani setiap korneosit membentuk suatu sistem penahan air yang disebut sebagai NMF.


Terdapat dua alat utama kulit untuk mempertahankan kelembabannya yaitu:

  1. NMF dalam matrik protein korneosit
  2. Lapisan ganda ketiga lipid  yang berada di sekitar dan diantara korneosit.


Fungsi suasana lembab dalam stratum korneum, terutama dalam lapisan superfisial, adalah untuk

  1. Menjaga stratum korneum tetap lembut, lemas dan fleksibel.
  2. Aktivasi desquamasi (eksfoliasi)


Desquamasi adalah proses pelepasan korneosit dari permukaan kulit, merupakan proses enzimatik (degradasi desmosom) yang membutuhkan air dalam jumlah yang optimum. Jika disquamasi terganggu, sisa korneosit superfisial akan terikat pada korneosit di bawahnya dan menumpuk menjadi serpihan yang terlihat pada permukaan kulit dan bertanggung jawab terlihatnya warna kusam, sisik putih, kasar dan pecahnya kulit kering.

2 comments: