Monday, February 27, 2012

Sekilas tentang pelembab wajah

Wajah merupakan bagian tubuh kita yang “menghubungkan” kita dengan dunia luar dan juga merupakan bagian tubuh yang paling awal menunjukkan gejala penuaan. Wajah secara terus menerus terekspos secara langsung dengan lingkungan, sedangkan bagian tubuh yang lain dapat dilindungi dengan pakaian. Garis dan keriput muncul lebih banyak di wajah daripada di bagian tubuh lain. Keriput pada wajah muncul pada usia 30an tahun awal dan merupakan peristiwa penting bagi sebagian besar orang.


Pada mulanya, pelembab wajah merupakan produk pelembab sederhana yang dipakai untuk mengimbangi efek pengeringan dari penggunaan pembersih serta untuk melindungi kulit dari lingkungan yang kering. Kulit yang lembab mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi kondisi lingkungan yang kering daripada kulit kering, selain itu kulit yang lembab juga terlihat lebih sehat dan berseri.


Pelembab wajah selalu mengandung emolien, dengan atau tanpa humektan, terutama formulasi yang ditujukan untuk memperbaiki estetika. Pada saat ini, pelembab dijadikan pembawa untuk mengatasi permasalahan kulit wajah lain, terutama untuk mengatasi perubahan kulit wajah dengan bertambahnya usia, yang disebut sebagai produk anti-aging.


Pada mulanya, anti-aging dibuat hanya untuk kalangan kelas atas dan mengandung berbagai bahan aktif yang ditambahkan ke dalam pelembab. Pada sekitar tahun 1970 beberapa produk mengandung ekstrak plasenta sebagai bahan aktif untuk meremajakan kulit dengan menawarkan beberapa keunggulan serta menjaga agar kondisi kulit tetap sehat.


Pada tahun 1992, asam alfa-hidroksi (alpha-hydroxy acids, AHAs) ditambahkan ke dalam pelembab dan merupakan teknologi anti-aging pertama kali yang paling efektif serta merupakan produk perawatan kulit yang diproduksi masal. Bahan ini terbukti secara klinis dan diterima konsumen dapat memperbaiki secara nyata gejala penuaan pada wajah. 


Penemuan AHAs mampu merubah pasar produk pelembab serta meningkatkan kredibilitas klaim anti-aging dan menciptakan ekspektasi baru di kalangan konsumen secara luas. Kesuksesan AHAs dan perubahan kebutuhan konsumen, menstimulasi industri kosmetik untuk mencari bahan aktif lain yang lebih efektif untuk pelembab anti-aging.

Pada periode sekitas 1992 sampai 2000, beberapa bahan kaitf diperkenalkan sebagai generasi berikutnya dari teknologi kosmetik anti-aging. Bahan aktif utamanya adalah retinol, ester retinol, vitamin C dan derivat vitamin C yang stabil, vitamin anti oksidan yang lain, serta berbagai macam ekstrak tumbuhan dan laut. Klaim yang impresif dan terkesan dipaksakan dari keunggulan anti-aging dibuat untuk setiap formula, tapi sejauh ini belum ada langkah maju pada penerimaan efikasi oleh konsumen yang dapat dibandingkan dengan AHAs yang sudah diperkenalkan lebih dahulu

No comments:

Post a Comment